Jumat, 20 Januari 2023

Artikel Desiminasi Aksi Nyata Budaya Positif Di sekolah

 

Artikel Aksi Nyata modul 1.4

Budaya Positif Di Sekolah

Agus Panca Sulistyono

CGP angkatan 7 Kabupaten Purworejo

SMK Negeri 8 Purworejo

 

  1. Latar Belakang

Sekolah idaman adalah sekolah yang mampu menciptakan kenyaman dan memberikan kemerdekaan untuk hidup dan berkembang bagi peserta didik sesuai kodratnya. Sekolah tersebut terhindar dari segala macam bentuk penindasan, bulliying, kekerasan dan pemaksaan terhadap warga sekolah khususnya peserta didik. Sekolah tersebut akan berusaha sekuat tenaga untuk menciptakan suasana yang penuh dengan kehamonisan dan pembiasaan positif.

Sekolah harus berusaha menciptakan iklim pendidikan yang mampu membiasakan setiap warganya khususnya peserta didik melakukan budaya positif. Budaya yang mengakar kuat dan menjadi sebuah kebiasaan yang dilakukan secara kontinyu dan sadar oleh setiap warga sekolah. Semua pihak harus terlibat dalam pembiasaan positif tersebut. Pembiasaan positif yang merupakan budaya positif akan menjadi budaya sekolah. Budaya yang dipegang teguh oleh seluruh warga sekolah dan menjadi kekhasan dari sekolah tersebut. Budaya tersebut harus terintegrasi dalam seluruh kegiatan sekolah, baik dalam pra pembelajaran, proses pembelajaran ataupun di luar kelas seperti dalam kegiatan ekstrakurikuler. Pertanyaannya adalah bagaimana budaya positif dapat tumbuh dan tertanam dalam proses pembelajaran?, bagaimana budaya positif dapat terbiasa dilakukan dalam kegiatan ekastrakurikuler?. Harapannya jika budaya positif mengakar dalam diri setiap peserta didik, maka secara tercipta profil pelajar pancasila sehingga terbentuk karakter-karakter positif yang mampu menumbuhkan budaya positif di sekolah secara berkesinambungan.

Budaya positip adalah kayakinan dan nilai yang disepakati yang menjadi kebiasaan bersama yang akan dilakukan secara terus menerus sehingga menjadi suatu pembiasaan. Selama ini kesadaran akan penerapan disiplin masih berdasarkan motivasi ekstrinsik, dimana pembiasaan positif yang diterapkan bukan disiplin positif, namun masih menganut hadiah dan hukuman. Tanpa adanya budaya positif maka akan sulit melakukan pendidikan karakter bagi peserta didik. Pembiasaan yang positif diawali dari diri sendiri dan lingkungan rumah.

Bagaimana membangun budaya positif di sekolah? Pembiasaan kata kuncinya. Sekolah sebagai institusi pendidikan wajib hukumnya menyemai bibit-bibit kebudayaan ini. Sekolah bertanggungjawab penuh mewujudkan apa yang dimaksud dengan pendidikan oleh Ki Hajar Dewantara. Pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Budaya positif di sekolah tentu saja akan mendukung terbentuknya budaya belajar di sekolah. Norma-norma baik yang disuntikkan guru kepada murid akan semakin menguatkan, mengokohkan kepribadian murid sehingga murid tidak saja cerdas secara akademik tetapi juga santun secara moral. Dengan demikian, Profil Pelajar Pancasila (PPP) yang diidam-idamkan bisa diwujudkan. Pelajar yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.

 

  1. Tujuan

1.   Menumbuhkan budaya positif di sekolah

2.   Menumbuhkan nilai pelajar pancasila pada diri peserta didik

3.   Membiasakan peserta didik untuk menerapkan budaya positif dan mengambangkan karakter profil pelajar pancasila

  1. Tolok Ukur

1.   Peserta didik mampu menumbuhkan kesepakatan kelas dalam pembentukan budaya positif

2.   Peserta didik mampu mengaplikasikan nilai profil pelajar pancasila dalam kegiatan belajar mengajar

3.   Peserta didik mampu menumbukan karakter budaya positif dan profil pelajar pancasila dalam kehidupan sehari-hari

  1. Linimasa tindakan

1.    Sosialisasi kepada seluruh warga sekolah meliputi kepala sekolah, guru, peserta didik, dan tenaga kependidikan terkait disiplin positif, kesepakatan kelas dan profil pelajar pancasila.

2.    Guru menjelaskan tentang pengertian dan pentingnya kesepakatan kelas.

3.    Guru memfasilatasi peserta didik untuk membuat kesepakatan kelas.

4.    Sosialisasi kepada seluruh peserta didik baru tentang pentingnya menumbuhkan nilai pelajar pancasila.

5.    Menumbuhkan, menanamkan dan membiasakan nilai-nilai profil pelajar pancasila.

  1. Pelaksanaan Aksi Nyata

1.   Merancang koordinasi dengan pihak sekolah yaitu kepala sekolah, rekan sejawat dan siswa tentang Budaya Positif

2.   Melaksanakan sosialisasi di ruang conferensi google meet bersama rekan sejawat SMK Negeri 8 Purworejo

3.   Melaksanakan aksi nyata membuat kesepakatan kelas di kelas x TKR D, siswa menulis kesepakatan dan di komunikasikan dengan guru, selanjutnya didiskusikan bersama di kelas. Kesepakatan yang di tulis di tempelkan pada kertas yang sudah disediakan guru. Kesepakatan kelas di jadikan keyakinan kelas.

4.   Uraian kesepakatan antara lain :

a.    Kami saling menghormati

b.   Kami saling menyayangi

c.    Kami aktif dalam pembelajaran

d.   Kami menyelesaikan tugas tepat waktu

e.    Kami menjaga kebersihan kelas

f.     Kami semangat dalam pembelajaran

g.    Kami taat aturan sekolah

h.   Menguatkan karakter beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.

i.     Menguatkan karakter mandiri dari pembiasaan literasi.

j.     Menguatkan karakter gotong royong dan peduli dari kegiatan kebersihan kelas.

k.   Menguatkan karakter tanggung jawab dengan mentaati aturan sekolah.

l.     Menguatkan karakter bernalar kritis dan kreatif. 

  1. Pembelajaran Yang Di Dapat Dari Pelaksanaan

1.   Kesepakatan kelas akan menjadi keyakinan kelas dan menjadi motivasi yang muncul dari diri siswa dalam menerapkan budaya positif.

2.   Adanya dukungan dari sekolah dalam pembiasaan pembentukan karakter siswa.

3.   Disiplin positif mulai tertanam pada diri siswa.

4.   Melalui pembelajaran yang berpihak pada siswa, menumbuhkan budaya positif bernalar kritis dan kreatif. Siswa berinovasi dalam memahami pembelajaran

  1. Refleksi

1.   Memunculkan motivasi namun membutuhkan proses yang berkelanjutan

2.   Dengan kesepakatan kelas siswa lebih bertanggung jawab dalam pelaksanaan budaya positif.

3.   Pendidikan dan pengajaran yang berpihak pada anak melalui proses menuntun segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan melalui budaya positif, pembelajaran yang menarik akan menumbuhkan karakter positif bagi siswa.

4.   Perubahan mindset pendidikan pada siswa untuk membangun karakter yang lebih baik

 

  1. Evaluasi

1.   Dalam praktek langsung ada sedikit hambatan karena masih terbawa konsep lama dan kata-kata yang diungkapkan belum sepenuhnya bersikap seperti manager.

2.   Harapan kedepan sebagai guru harus cepat tanggap dan berusaha menjadi manager dalam menuntun anak dalam budaya positif.

3.   Perlu peningkatan kolaborasi dengan rekan sejawat agar kesepakatan kelas benar-benar dapat di laksanakan di semua kelas, sehingga budaya positif melalui kesepakatan kelas dapat terwujud di sekolah.

4.   Pembiasaan disiplin positif yang sudah ada di sekolah perlu dukungan berkelanjutan agar terbentuk karakter positif dan visi impian mewujudkan siswa dengan profil pelajar Pancasila tercapai.

 

Dokumentasi Kegiatan Desiminasi Rekan Sejawat

video desiminasi

Tidak ada komentar:

Menjadi Cahaya Kecil

Menjadi Cahaya Kecil Membakar Diri Demi Menerangi Generasi Oleh: [Agus Panca Sulistyono, Pembina Pramuka dan Pendidik Karakter] “Pendidikan ...