Koneksi Antar
Materi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi
Agus Panca
Sulistyono
CGP Angkatan 7
Kab. Purworejo
SMK N 8
Purworejo
Definisi Pembelajaran
Berdiferensiasi
Menurut Tomlinson (2000) Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk
menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan
belajar individu setiap murid.
Pembelajaran berdiferensiasi juga bisa diartikan sebagai serangkaian
keputusan yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid yang
diantaranya adalah kesiapan, minat, dan profil belajar murid
Pembelajaran berdiferensiasi adalah bersikap proaktif, di dalam kelas guru
memahami bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan belajar yang berbeda, sehingga
guru secara proaktif akan merencanakan berbagai macam cara atau teknik untuk
memenuhi kebutuhan murid tersebut.
Pembelajaran berdiferensiasi berakar pada penilaian, dalam pembelajaran
berdiferensiasi, penilaian bukanlah sesuatu yang mendominasi pada akhir sesi
pembelajaran, namun penilaian secara rutin dilakukan pada awal untuk menentukan
kebutuhan khusus individu terkait dengan tujuan. Penilaian juga berlangsung
sepanjang proses pembelajaran dengan berbagai macam tehnik, guru menilai siswa
berdasarkan tingkat kesiapan, minat dan cara belajarnya, kemudian guru
mendesain pengalaman belajar yang bisa mendukung pemahaman. Penilaian akhir
dilakukan guru sebagai bahan atau cara siswa mendemonstrasikan pemahaman
terhadap apa yang telah siswa pelajari.
Pembelajaran Berdiferensiasi menyediakan berbagai macam variasi strategi
pada konten, proses dan produk. Dengan memvariasikan ketiga bagian ini dalam
proses pembelajaran berdasarkan kebutuhan belajar setiap murid, maka murid
dapat mencapai kemerdekaan dan kesuskesan dalam belajarnya.
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang berpusat pada
siswa. Hal ini dikarenakan pembelajaran berdiferensiasi menekankan pada
pemenuhan kebutuhan belajar setiap individu, sehingga bisa belajar sesuai
dengan profil belajar, minat dan juga kesiapannya, dan guru berperan melakukan
pembimbingan dengan memvariasikan scaffolding atau bantuan belajar sesuai
dengan kebutuhan belajar setiap siswa tersebut.
Ciri Pembelajaran
Berdiferensiasi
- Menciptakan lingkungan
belajar yang mendukung murid serta memastikan setiap murid
mengetahui selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya.
- Tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas bagi guru dan
murid sehingga diharapkan memudahkan guru mendesain strategi diferensiasi
yang tepat.
- Penilaian yang berkelanjutan, mencakup penilaian yang dilakukan dari
awal, sepanjang proses dan akhir proses pembelajaran
- Bagaimana merespon kebutuhan belajar murid yang berkaitan dengan
penyesuaian rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid.
- Manajemen kelas yang efektif untuk memperhatikan, membangkitkan minat,
dan memelihara perilaku murid dalam belajar.
Penerapan Pembelajaran
Berdiferensiasi
A.
Menjalankan Pemetaan Kebutuhan Belajar berdasar 3 Aspek kesiapan belajar
1. Kesiapan
Dimana kita dapat menentukan bagaimana kesiapan siswa dalam menerima materi
dari cepat/lambatnya, keabstrakan/kekonkretan , dan dalam melaksanakan
pekerjaan
2. Minat
Dimana kita dapat memilah kecocokan cara belajar, menjembatani dalam
belajar, mengkoneksikan pembelajaran, dan memotivasi murid
3. Profil belajar murid
Berakar dari lingkungan belajar, gaya belajar, dan pengaruh
lingkungan/budaya
B.
Merencanakan Strategi Diferensiasi
1. Diferensiasi konten
Diferensiasi konten mencakup materi pengetahuan, konsep, dan keterampilan
yang perlu dipelajari murid berdasar kurikulum.
penerapan diferensiasi konten
a. Menyiapkan materi yang akan diajarkan dalam beragam format, misal buku,
poster, video, ppt, audio, dll
b. Memberikan teks yang lebih mudah dipelajari oleh murid yang kesulitan
memahami konsep
c. Memecah materi yang banyak menjadi bagian kecil sehingga lebih mudah
dipelajari dan dipahami murid
d. Memberikan teks bacaan yang beragam.
2. Diferensiasi proses
Kegiatan Mengacu pada bagaimana
murid memahami materi yang dipelajari dan memaknai konten yang diajarkan.
Diferensiasi proses, dapat dilakukan dengan cara:
a. Dengan menggunakan kegiatan yang berjenjang, dimana semua murid membangun
pemahaman dan ketrampilan yang sama, namun dilakukan dengan berbagai
tingkat dukungan, dengan kompleksitas atau bantuan yang berbeda. Contoh : murid
mampu bekerja dengan pertanyaan pemandu, sehingga murid harus diberikan contoh
yang berkelanjutan secara isntensif.
b. Membuat kelompok belajar tambahan untuk mengajarkan materi yang baru pada
murid yang mengalami kesulitan
c. Memberikan kesempatan pada murid untuk memilih materi berdasar kepahaman
masing-masing dalam mempelajarinya
d. Memberikan pilihan berdasar minat.
3. Diferensiasi Produk
Mengacu pada hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan oleh
murid atau ada wujudnya, misalnya dalam bentuk, karangan ,tulisan, pertunjukan,
presentasi, pidato, hasil tes, dan sebagainya. Yang terpenting produk,
mencerminkan pemahaman murid dan berhubungan dengan tujuan pembelajaran
yang diharapkan.
Diferensiasi produk meliputi 2 hal yaitu
a. Murid yang memerlukan bimbingan dapat menjawab pertanyaan mengenai konten
intimateri, yang cukup dapat membuat presentasi, untuk yang mahir dapat membuat
inovasi yang lebih kompleks
b. Memberikan murid pilihan bagaimana mengekspresikan pemahaman terkait materi
yang diajarkan
C.
Mengevaluasi dan merefleksi pembelajaran
1. Penilaian yang berkelanjutan berdasar fase murid
2. Memberikan umpan balik positif pada murid supaya murid lebih percaya diri
terutama pada murid yang kurang.
3. Peluang dalam menentukan kualitas pembelajaran
Sebagai guru, kita harus mengakomodir perbedaan Murid karena setiap murid
memiliki latar belakang dan minat yang berbeda, belajar dengan kecepatan
belajar yang berbeda baik dari segi tingkat dan kecepatan, maupun tingkat kesiapan
belajar yang berbeda. Setiap siswa juga memiliki perbedaan cara berpikir, ada yang
sudah berpikir lebih konkret, namun ada juga yang sudah berpikir abstrak, ada
yang sudah mampu mandiri dalam belajar namun ada juga yang belum mampu mandiri
dan masih butuh banyak bantuan. Jadi jelas, tidak semua siswa belajar dengan
cara yang sama, dengan memetakan kebutuhan belajar siswa, maka kita bisa
memvariasikan strategi dalam pembelajaran, dan memvariasikan bantuan atau
scaffolding yang diberikan kepada murid
Kaitan Dengan Materi
Lain dalam Modul Guru Penggerak
Filosofi Ki Hadjar Dewantara Modul 1.1
Menurut Ki hadjar Dewantara, Setiap anak adalah makhluk yang memiliki kodrat
masing-masing didalam dirinya, dan pendidikan berperan penting
dalam menuntun anak untuk mencapai kekuatan kodratnya. Pembelajaran
berdiferensiasi yang dilakukan oleh seorang guru menjadi jawaban atas kebutuhan
individu murid yang berbeda-beda berdasarkan kodratnya.
Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak
Nilai-nilai guru penggerak yang meliputi nilai mandiri, kolaboratif,
reflektif, inovatif dan nilai yang berpihak pada murid, merupakan modal utama
seorang guru yang harus dimiliki, sehingga
dengan nilai-nilai tersebut seorang guru penggerak diharapkan mampu mengemban peran guru penggerak yang salah
satunya adalah menjadi pemimpin pembelajaran. Sebagai pemimpin pembelajaran,
guru harus memfokuskan pada pembelajaran yang berpihak pada murid dengan secara
mandiri, reflektif, kolaboratif, dan berinovasi dalam mendesain dan menerapkan
ragam variasi strategi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan belajar setiap
muridnya.
Modul 1.3 Visi Guru Penggerak
Dalam modul tersebut, kita
diajak untuk menggali pemahaman kita tentang apa arti sebuah visi. Beberapa
tahapan tersebut yaitu merancang visi mengenai impian di masa depan oleh guru
penggerak. Dimana visi tersebut menjadi cita-cita guru dalam menentukan program
dan strategi pembelajaran untuk membentuk peserta didik seperti yang diharapkan.
Sehingga pada pembelajaran berdiferensiasi ini kita dapat mengaplikasikan
keinginan kita untuk membawa murid kita mewujudkan visi yang sudah kita buat.
Modul 1.4 Budaya Positif
Penerapan budaya positif di dalam ruang kelas terutama disiplin positif,
membuat kesepakatan kelas dan menerapkan kontrol guru manager, maka akan dapat
mewujudkan terbentuknya komunitas belajar yang mendukung ekosistem belajar yang
berdiferensiasi. Dengan menjadikan pemetaan kebutuhan belajar murid sebagai
sebuah rutinitas yang selalu dilakukan guru, sehingga bisa mewujudkan variasi strategi
dalam memenuhi kebutuhan belajar murid, dan konsistensi pembelajaran
berdiferensiasi bisa terus di lakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar