Kamis, 23 Februari 2023

Koneksi Antar Materi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi Agus Panca Sulistyono

 

Koneksi Antar Materi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi

Agus Panca Sulistyono

CGP Angkatan 7 Kab. Purworejo

SMK N 8 Purworejo

 

Definisi Pembelajaran Berdiferensiasi

Menurut Tomlinson (2000) Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk  memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid.

Pembelajaran berdiferensiasi juga bisa diartikan sebagai serangkaian keputusan yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid yang diantaranya adalah kesiapan, minat, dan profil belajar murid

Pembelajaran berdiferensiasi adalah bersikap proaktif, di dalam kelas guru memahami bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan belajar yang berbeda, sehingga guru secara proaktif akan merencanakan berbagai macam cara atau teknik untuk memenuhi kebutuhan murid tersebut.

Pembelajaran berdiferensiasi berakar pada penilaian, dalam pembelajaran berdiferensiasi, penilaian bukanlah sesuatu yang mendominasi pada akhir sesi pembelajaran, namun penilaian secara rutin dilakukan pada awal untuk menentukan kebutuhan khusus individu terkait dengan tujuan. Penilaian juga berlangsung sepanjang proses pembelajaran dengan berbagai macam tehnik, guru menilai siswa berdasarkan tingkat kesiapan, minat dan cara belajarnya, kemudian guru mendesain pengalaman belajar yang bisa mendukung pemahaman. Penilaian akhir dilakukan guru sebagai bahan atau cara siswa mendemonstrasikan pemahaman terhadap apa yang telah siswa pelajari.

Pembelajaran Berdiferensiasi menyediakan berbagai macam variasi strategi pada konten, proses dan produk. Dengan memvariasikan ketiga bagian ini dalam proses pembelajaran berdasarkan kebutuhan belajar setiap murid, maka murid dapat mencapai kemerdekaan dan kesuskesan dalam belajarnya.

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Hal ini dikarenakan pembelajaran berdiferensiasi menekankan pada pemenuhan kebutuhan belajar setiap individu, sehingga bisa belajar sesuai dengan profil belajar, minat dan juga kesiapannya, dan guru berperan melakukan pembimbingan dengan memvariasikan scaffolding atau bantuan belajar sesuai dengan kebutuhan belajar setiap siswa tersebut.

Ciri Pembelajaran Berdiferensiasi

  1. Menciptakan lingkungan belajar yang mendukung murid serta memastikan setiap murid mengetahui selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya.
  2. Tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas bagi guru dan murid sehingga diharapkan memudahkan guru mendesain strategi diferensiasi yang tepat.
  3. Penilaian yang berkelanjutan, mencakup penilaian yang dilakukan dari awal, sepanjang proses dan akhir proses pembelajaran
  4. Bagaimana merespon kebutuhan belajar murid yang berkaitan dengan penyesuaian rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid.
  5. Manajemen kelas yang efektif untuk memperhatikan, membangkitkan minat, dan memelihara perilaku murid dalam belajar. 

 

 

Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi

A.   Menjalankan Pemetaan Kebutuhan Belajar berdasar 3 Aspek kesiapan belajar

1.   Kesiapan

Dimana kita dapat menentukan bagaimana kesiapan siswa dalam menerima materi dari cepat/lambatnya, keabstrakan/kekonkretan , dan dalam melaksanakan pekerjaan

2.   Minat

Dimana kita dapat memilah kecocokan cara belajar, menjembatani dalam belajar, mengkoneksikan pembelajaran, dan memotivasi murid

3.   Profil belajar murid

Berakar dari lingkungan belajar, gaya belajar, dan pengaruh lingkungan/budaya

B.   Merencanakan Strategi Diferensiasi

1.   Diferensiasi konten

Diferensiasi konten mencakup materi pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang perlu dipelajari murid berdasar kurikulum.

penerapan diferensiasi konten

a.       Menyiapkan materi yang akan diajarkan dalam beragam format, misal buku, poster, video, ppt, audio, dll

b.      Memberikan teks yang lebih mudah dipelajari oleh murid yang kesulitan memahami konsep

c.       Memecah materi yang banyak menjadi bagian kecil sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami murid

d.      Memberikan teks bacaan yang beragam.

2.   Diferensiasi proses

Kegiatan Mengacu pada bagaimana murid memahami materi yang dipelajari dan memaknai konten yang diajarkan.

Diferensiasi proses, dapat dilakukan dengan cara:

a.       Dengan menggunakan kegiatan yang berjenjang, dimana semua murid membangun pemahaman dan ketrampilan yang sama,  namun dilakukan dengan berbagai tingkat dukungan, dengan kompleksitas atau bantuan yang berbeda. Contoh : murid mampu bekerja dengan pertanyaan pemandu, sehingga murid harus diberikan contoh yang berkelanjutan secara isntensif.

b.      Membuat kelompok belajar tambahan untuk mengajarkan materi yang baru pada murid yang mengalami kesulitan

c.       Memberikan kesempatan pada murid untuk memilih materi berdasar kepahaman masing-masing dalam mempelajarinya

d.      Memberikan pilihan berdasar minat.

3.   Diferensiasi Produk

Mengacu pada hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan oleh murid atau ada wujudnya, misalnya dalam bentuk, karangan ,tulisan, pertunjukan, presentasi, pidato, hasil tes, dan sebagainya. Yang terpenting produk, mencerminkan pemahaman murid dan  berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Diferensiasi produk  meliputi 2 hal yaitu

a.       Murid yang memerlukan bimbingan dapat menjawab pertanyaan mengenai konten intimateri, yang cukup dapat membuat presentasi, untuk yang mahir dapat membuat inovasi yang lebih kompleks

b.       Memberikan murid pilihan bagaimana mengekspresikan pemahaman terkait materi yang diajarkan

C.   Mengevaluasi dan merefleksi pembelajaran

1.   Penilaian yang berkelanjutan berdasar fase murid

2.   Memberikan umpan balik positif pada murid supaya murid lebih percaya diri terutama pada murid yang kurang.

3.   Peluang dalam menentukan kualitas pembelajaran

Sebagai guru, kita harus mengakomodir perbedaan Murid karena setiap murid memiliki latar belakang dan minat yang berbeda, belajar dengan kecepatan belajar yang berbeda baik dari segi tingkat dan kecepatan, maupun tingkat kesiapan belajar yang berbeda. Setiap siswa juga memiliki perbedaan cara berpikir, ada yang sudah berpikir lebih konkret, namun ada juga yang sudah berpikir abstrak, ada yang sudah mampu mandiri dalam belajar namun ada juga yang belum mampu mandiri dan masih butuh banyak bantuan. Jadi jelas, tidak semua siswa belajar dengan cara yang sama, dengan memetakan kebutuhan belajar siswa, maka kita bisa memvariasikan strategi dalam pembelajaran, dan memvariasikan bantuan atau scaffolding yang diberikan kepada murid

 

Kaitan Dengan Materi Lain dalam Modul Guru Penggerak

Filosofi Ki Hadjar Dewantara Modul 1.1

Menurut Ki hadjar Dewantara, Setiap anak adalah makhluk yang memiliki kodrat masing-masing didalam dirinya, dan pendidikan berperan penting dalam menuntun anak untuk mencapai kekuatan kodratnya. Pembelajaran berdiferensiasi yang dilakukan oleh seorang guru menjadi jawaban atas kebutuhan individu murid yang berbeda-beda berdasarkan kodratnya.

Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak

Nilai-nilai guru penggerak yang meliputi nilai mandiri, kolaboratif, reflektif, inovatif dan nilai yang berpihak pada murid, merupakan modal utama seorang guru yang harus dimiliki, sehingga dengan nilai-nilai tersebut seorang guru penggerak diharapkan mampu mengemban peran guru penggerak yang salah satunya adalah menjadi pemimpin pembelajaran. Sebagai pemimpin pembelajaran, guru harus memfokuskan pada pembelajaran yang berpihak pada murid dengan secara mandiri, reflektif, kolaboratif, dan berinovasi dalam mendesain dan menerapkan ragam variasi strategi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan belajar setiap muridnya.

Modul 1.3 Visi Guru Penggerak

Dalam modul tersebut, kita diajak untuk menggali pemahaman kita tentang apa arti sebuah visi. Beberapa tahapan tersebut yaitu merancang visi mengenai impian di masa depan oleh guru penggerak. Dimana visi tersebut menjadi cita-cita guru dalam menentukan program dan strategi pembelajaran untuk membentuk peserta didik seperti yang diharapkan. Sehingga pada pembelajaran berdiferensiasi ini kita dapat mengaplikasikan keinginan kita untuk membawa murid kita mewujudkan visi yang sudah kita buat.

Modul 1.4 Budaya Positif

Penerapan budaya positif di dalam ruang kelas terutama disiplin positif, membuat kesepakatan kelas dan menerapkan kontrol guru manager, maka akan dapat mewujudkan terbentuknya komunitas belajar yang mendukung ekosistem belajar yang berdiferensiasi. Dengan menjadikan pemetaan kebutuhan belajar murid sebagai sebuah rutinitas yang selalu dilakukan guru, sehingga bisa mewujudkan variasi strategi dalam memenuhi kebutuhan belajar murid, dan konsistensi pembelajaran berdiferensiasi bisa terus di lakukan.

 

Tidak ada komentar:

Menjadi Cahaya Kecil

Menjadi Cahaya Kecil Membakar Diri Demi Menerangi Generasi Oleh: [Agus Panca Sulistyono, Pembina Pramuka dan Pendidik Karakter] “Pendidikan ...